Penyajian Yang Kurang Tepat Bisa Menyebabkan Presepsi Buruk

in voilk •  4 months ago

    Halo kawan-kawan semua, salam jumpa kembali

    Sudah 10 hari lebih saya tidak menulis di komunitas ini, banyak faktor yang terkait di sini namun faktor utama adalah keterbatasan waktu saya dalam menulis. Pekerjaan kantor juga lagi membludak tinggi-tingginya. Sedikit tidak pantas bagi saya di waktu tersisa saya sempatkan untuk menulis, karena menurut saya waktu tersisa tersebut adalah jatah untuk keluarga saya.

    Tapi hari ini saya cukup ada waktu luang jadi saya akan menulis sebuah tulisan singkat yang intinya sebagai renungan para pengusaha, mau yang modal besar ataupun pelaku UKM sama saja bagi saya.

    Semua bermula dari gelas kopi yang dibeli oleh teman kantor saya. Begitu dia datang membawa beberapa gelas kopi itu, kira-kira apa yang terbayang di kepala anda? apa yang anda bayangkan ketika dikasih gelas kopi plastik seperti gambar di atas?

    komentar pertama yang terlontar dan menurut saya sangat jujur adalah ketika seorang rekan berkata:

    Lah Kok Punya Gue Loe Minum Juga?

    Terjadilah perdebatan konyol dan akhirnya saya memutuskan untuk keluar kantor, mencari penjual kopi tersebut...

    Nah itu dia abang penjualnya, sama gerobaknya yang cukup terlihat menarik. Wajar kalau dibilang menarik, karena itu sebenarnya produk dari merk franchise yang cukup terkenal di Jakarta. Mungkin di beberapa kota besar di Jawa merk tersebut sudah sangat terkenal.

    Saya putuskan untuk membeli segelas kecil, dan bisa anda lihat d i bawah ini....

    ga beda ya sama punya teman kantor saya... dah diminum setengah kah???

    Ada dua sisi yang bisa kita bahas di sini, pertama yang mau saya bahas adalah tujuan atau intensi dari produk ini yang menurut saya sangat baik.

    Produknya ada beberapa rasa dan dibanderol dengan harga 8.000 sampai dengan 10.000 per gelas. Untuk rasa saya berani jamin memang jauh lebih baik dari kopi setarling, ya karena basis dia bukan kopi saset tapi kopi asli. Sisi rasa yang kurang menurut saya adalah terlalu manis.

    Sisi kedua yang saya lihat lebih dari sisi negatif adalah penyajiannya. Penyajiannya tidak salah, tapi kurang tepat.

    Pada dasarnya semua minuman dah di set dalam gelas plastik, dengan porsi setengah gelas itu. Bila ada customer beli, abang-abangnya langsung menyobek tutup gelas dan dikasih es batu tambahan hingga penuh satu gelas. Secara konsep terlihat benar, tapi kurang tepat.

    Yang beli itu orang kantoran kayak saya, yang di kantor dah ada kulkas. Selain itu kami, atau mungkin kita lebih pantas disebutnya, tidak mau beli es dari abang-abang jalanan, jadinya dah menyiapkan batu es di kulkas kantor. Akhirnya berasa secara psikologis ini kayak scam aja, kita dikasih 1/2 gelas doang.

    Ya ga salah seh, tapi seperti saya bilang tadi... secara psikologis tentu saja yang beli tidak senang dong dikasih gelas yang isinya setengah.... meskipun secara volume, memang kopi itu satu gelasnya sekitar 150ml dan itu memang segituan volumenya.

    Tapi itu semua penilaian subyektif personal saya, jangan dijadikan sebagai dasar saya menyerang merk atau produk tersebut. Tapi jadikan saja bahan diskusi dan pembelajaran bahwa akan ada sudut pandang lain di saat seseorang atau sebuah tim hebat berhasil menciptakan sebuah terobosan... namun tetap atau pasti ada aja yang kurang dan dapat dijadikan pembelajaran di tahap berikutnya.

    Bagaimana menurut saudara saudari di sini? ada sudut pandang atau poin lain yang bisa diambil dan dibahas juga? Sebenarnya ada satu lagi yang mau saya bahas, tapi terlalu sensitif mungkin dan bisa jadi merk dan produk tersebut tersinggung

    ok segini dulu dari saya, terima kasih ya sudah mampir dan membaca tulisan ini.

    Posted Using InLeo Alpha

      Authors get paid when people like you upvote their post.
      If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE VOILK!